JAKARTA, ANGKASA NEWS– PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mendorong terwujudnya energi bersih dam mendapat sorotan dari media asing.
Diberitakan CNBC Indonesia (06/10/2023), Associated Press (AP) menurunkan laporan dalam bentuk video jurnalistik berjudul “Menghadapi tekanan yang semakin besar dari pelanggan, beberapa penambang beralih ke energi terbarukan”.
Jurnalis AP, Victoria Milko, melaporkan bagaimana usaha dari perusahaan tambang yang mencoba menjawab tantangan global. Dalam video tersebut diceritakan usaha peralihan energi fosil menjadi energi terbarukan yang dilakukan PT Vale Indonesia di salah satu sitenya di Sorowako, Sulawesi Selatan.
Dalam laporannya AP menyampaikan bagaimana permintaan global akan mineral yang dibutuhkan untuk baterai, panel surya, dan komponen penting lainnya untuk transisi ke energi terbarukan semakin meningkat.
Permintaan tersebut menyebabkan terjadinya peningkatan emisi karbon oleh perusahaan pertambangan. Perusahaan pertambangan global milik Vale ini menjalankan pabrik peleburan nikelnya di Sorowako berdasarkan sumber energi dari tiga bendungan pembangkit listrik tenaga air yang berada di dekatnya.
“Beberapa perusahaan sudah mulai mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dalam ekstraksi dan pemurnian,” demikian AP mengabarkan.
Dalam video tersebut, Febriany Eddy, CEO PT Vale Indonesia Tbk., menjelaskan ketiga bendungan pembangkit listrik tenaga air yang menjadi sumber energi operasionalisasi itu menghabiskan investasi modal hampir satu miliar dolar AS. Setelah bertahun-tahun, kata dia, semua investasi itu memberikan dampak terhadap biaya operasional PT Vale Indonesia sebagai salah satu yang terendah dalam kategori produsen Nikel Laterit.
“Hal ini dikarenakan kami mempunyai pembangkit listrik tenaga air, sehingga pembangkit listrik tenaga air tidak hanya mengurangi emisi karbon tetapi juga mengurangi biaya yang kita keluarkan saat ini. Sebab, kita tidak lagi terlalu fluktuatif terhadap biaya bahan bakar dan batu bara. Karena kita punya pembangkit listrik tenaga air,” tuturnya.
Aimee Boulanger, executive director Initiative for Responsible Mining Assurance (IRMA), menjelaskan di dunia yang sudah mengalami stres iklim, masyarakat diminta menjadi bank sumber daya nasional untuk transisi energi.
“Melindungi lingkungan tempat mereka tinggal, air minum, dan pengelolaan limbah — lebih dari sekadar emisi karbon, namun juga merupakan bagaimana cara menjaga ekosistem secara berkelanjutan,” katanya. (int)
Komentar