Jelang Lebaran Iduladha, Dinas Pertanian Palopo Periksa Sapi Kurban

PALOPO, ANGKASANEWS– Dinas Pertanian Peternakan dan Perkebunan (Dispertanakbun) Kota Palopo melakukan pemeriksaan terhadap hewan kurban di Kota Palopo, menjelang lebaran iduladha.

Menurut Kadis Pertanian Palopo, Ibnu Hasyim melalui rilis, tim pemeriksa hewan kurban yang terdiri dari dua tim sebanyak 10 orang, yakni satu dokter hewan dan delapan paramedik. Dipimpin oleh Kabid Keswan dan Kesmavet Dispertanakbun Kota Palopo, drh Burhanuddin Harahap.

Tim ini telah melakukan pemeriksaan terhadap 100 ekor sapi di dua tempat pada Selasa (4/6/2024). Yakni milik Ustadz Norman yang berada di Islamic Center dan RPH Padil Songka.

Lebih rinci dijelaskan drh Burhanuddin Harahap, sepanjang pemeriksaan belum ditemukan adanya hewan kurban yang tak layak dikurbankan.

“Sepanjang pemeriksaan, seluruh sapi kurban dalam keadaan sehat dan layak kurban, tim pemeriksa memberikan vitamin,” jelasnya.

Untuk stok hewan kurban tahun ini, kata drh Bur, diperkirakan berkisar 600 hingga 700 per ekor.
”Seperti tahun 2023 stok hewan kurban itu 600 ekor,” jelasnya.

Hewan kurban yang ada di Kota Palopo hampir 90 persen itu dari luar daerah. Seperti dari Luwu Utara, Luwu Timur, dan Luwu, namun paling banyak dari daerah Bugis, seperti Wajo Bone, dan Sinjai.
Saat ini, sebut drh Bur sapaan akrabnya, pihaknya sudah menurunkan tim untuk melakukan pendataan terlebih dahulu sebelum dilakukan pemeriksaan.

dr Bur menuturkan, pemeriksaan kesehatan hewan kurban akan dilakukan di enam Rumah Potong Hewan (RPH) yang ada di Kota Palopo dan lokasi pedagang Sapi dadakan yang ada di Kota Palopo.

“Kami harapkan semua hewan yang akan dijual agar diperiksakan. Pemeriksaan ini tidak memungut biaya alias gratis. Untuk pedagang dadakan, yang ada di pinggir-pinggir jalan, kami harap juga diperiksa hewannya,” imbaunya.

Selain melakukan pemeriksaan kesehatan, lanjutnya, Dispertanak juga nantinya akan melakukan pemeriksaan layak atau tidaknya hewan tersebut dikurbankan. Hewan kurban yang sehat juga diberikan stiker bertanda “sehat”. Walaupun ada stiker tersebut, namun masyarakat juga harus tetap memeriksa kembali hewan ternak tersebut.

“Tidak hanya kesehatan kita juga akan memeriksa hewan tersebut apakah layak untuk dikurbankan, karena hewan yang sehat belum tentu layak untuk ikut dikurbankan,” jelasnya. (rls)

Komentar