GMNI Palopo Kecam PT. BMS atas Insiden Tragis Tewasnya Seorang Pekerja

PALOPO, ANGKASA NEWS– Peristiwa mengenaskan atas insiden tragis tewasnya salah seorang pekerja PT. Bumi Mineral Sulawesi (BMS) akibat terjadinya kecelakaan kerja menuai sorotan dari berbagai pihak, utamanya dikalangan mahasiswa.

Salah satu elemen mahasiswa yang lantang menyuarakan kecaman terhadap BMS, yakni dari Dewan Pimpinan Cabang Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (DPC GMNI) Palopo.

Ketua Cabang GMNI Palopo, Juan, mengatakan jika penyebab utama terjadinya insiden ini diduga akibat bobroknya sistem keselamatan kerja yang diterapkan oleh pihak perusahaan, sehingga terjadinya sebuah kelalaian yang berakibat fatal.

“Peristiwa na’aas yang terjadi pada Selasa, 11 Maret 2025 menunjukkan betapa minimnya perhatian BMS terhadap keselamatan para pekerja. Seorang karyawan yang tengah melakukan aktivitas rutin di pabrik, tewas akibat kecelakaan yang seharusnya dapat diminimalisir jika standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) diterapkan sesuai standar yang berlaku”, ujarnya, Kamis (13/3/2025).

Dia melanjutkan jika semestinya pihak perusahaan memiliki sistem pengawasan yang ketat dan Standard Operating Procedure (SOP) yang jelas dalam melindungi keselamatan para pekerja.

“Kami menyayangkan atas terjadinya hal ini, sebagai organisasi mahasiswa yang responsif terhadap isu-isu sosial, maka kami menegaskan tidak akan tinggal diam menyikapi persoalan yang terjadi. Insiden yang terjadi di BMS harus menjadi bahan evaluasi serta pembelajaran bagi seluruh sektor industri, terkhususnya yang berada di Tana Luwu, bahwa keselamatan bagi para pekerja bukanlah hal yang bisa disepelekan,” tegas Juan.

Apakah standar keselamatan kerja yang diterapkan di BMS telah sesuai SOP yang berlaku? Atau justru kelalaian telah menjadi budaya yang dinormalisasi? 

GMNI Palopo mendesak pihak berwenang untuk segera mungkin melakukan investigasi dan menjalankan proses hukum sesuai koridor aturan yang berlaku.

“Ini menyangkut hilangnya nyawa seseorang, maka kami mendesak Pemerintah Kabupaten Luwu bersama Aparat Penegak Hukum untuk segera turun langsung melakukan penyelidikan secara transparan. Jangan biarkan insiden seperti ini berlalu tanpa adanya efek jera,” tandas Juan.

Jika dugaan kecelakaan ini terbukti akibat kelalaian perusahaan dalam menerapkan standar keselamatan kerja, maka PT. BMS harus bertanggung jawab penuh, baik secara moral maupun hukum. (red)

Komentar