MAKASSAR, ANGKASA NEWS– Demokrasi akhir-akhir ini menjadi sorotan dan perbincangan di ruang-ruang publik. Sebagian Akademisi, Politisi, bahkan masyarakat Sipil sedang ramai menyoroti kondisi demokrasi yang dinilai mengalami dekadensi atau kemerosotan.
Akademisi menilai bahwa faktor merosotnya demokrasi tidak terlepas dari minimnya partisipasi masyarakat dalam ruang-ruang politik. Padahal dalam demokrasi pada inti dan tujuannya tidak lain untuk memberikan ruang seluas-luasnya bagi masyarakat untuk ikut terlibat dalam politik.
Berangkat dari permasalahan itu Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (PC IMM) Kota Makassar mengadakan Dialog Kebangsaan dengan Tema “Merawat Demokrasi” sebagai respon Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dalam upaya mengawal demokrasi yang dinilai sedang mengalami dekadensi, Sabtu (27/7/2024).
Dialog yang berlokasi di lantai 2 Balai Sidang FK Unismuh Makassar itu dihadiri kurang lebih 300 Kader IMM disemua Komisariat Kota Makassar. Dialog Demokrasi ini merupakan sebuah forum diskusi yang bertujuan untuk mendalami dan menggali berbagai aspek terkait proses demokrasi dan upaya merawat serta mengkaji isu-isu yang menghambat kemajuan demokrasi.
Pada kegiatan Dialog ini, IMM menghadirkan H. Azhar Arsyad, S. H., M. H., selaku anggota DPRD Provinsi Sul-sel, Yusnaeni S. Pd., M. Pd., sebagai Komisioner Bawaslu Kabupaten Gowa, dan Dr. H. M. Iqbal Suhaeb, S. E., M. T. Kepala Dinas DUKCAPIL Provinsi Sul-sel.
Ditengah berlangsungnya dialog tersebut, Azhar Arsyad menegaskan kepada ratusan peserta dialog yang didominasi anak muda, tentang pentingnya kesadaran akan politik yang menentukan nasib hidup khayalak umum. Azhar Arsyad yang juga sebagai Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Partai Kebangkitan Bangsa (DPW PKB) Sul-sel, menyinggung tentang situasi perpolitikan yang sangat tidak sehat saat ini.
“Hampir semua orang menganggap inilah Pemilu terburuk dalam sepanjang sejarah Pemilu yang pernah ada. Bagaimana secara masifnya orang di intimidasi, orang dimanipulasi, dan sebagainya, celakanya kita semua diam. Kelas menengah kebawah, anak muda, masyarakat sipil seolah-olah permisif dengan keadaan ini,” tegas Azhar.
Azhar Arsyad menilai bahwa pemimpin-pemimpin yang buruk dan tidak kompeten merupakan gambaran dari hasil pilihan masyarakat. Selain itu situasi sosial politik yang burukpun disebabkan karena adanya perasaan tidak berdaya yang di alami masyarakat sipil dalam menyikapi politik hari ini.
Azhar Arsyad juga menyatakan bahwa dalam menyelesaikan masalah sosial, politik, dan demokrasi hanya akan terjadi ketika masyarakat berani untuk beraspirasi dan menawarkan solusi.
“Orang Bugis-Makassar dikenal dengan keberaniannya, Pelaut ulung tidak lahir dari laut yang tenang,” ungkap Azhar dalam memberikan motivasi pada ratusan mahasiswa.
Bagi Azhar Arsyad, anak-anak muda perlu menghidupkan kembali optimismenya dalam menjalani proses sebagai mahasiswa, sehingga segala sesuatu yang hari ini tidak baik-baik saja itu kemudian dapat diselesaikan. Bukan malah berdiam meratapi keadaan tanpa berbuat apa-apa.
Komentar