LUWU UTARA, ANGKASA NEWS– Wakil Ketua I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Luwu Utara menghadiri acara Ngaben Massal yang bertempat di Balai Banjar Dusun Merta Sari, Desa Cendana Putih, Kecamatan Mappedeceng, Minggu (5/1/2025).
Ngaben Massal berlangsung selama tiga hari, mulai pada tanggal 4 hingga 6 Januari, lokasi kegiatan dipenuhi masyarakat atas antusiasmenya untuk menyaksikan langsung tradisi Ngaben Massal tersebut.
Kepala Desa Cendana Putih, Putu Darmawan sangat mendukung akan terselenggaranya acara Ngaben Massal ini yang begitu luar biasa.
“Persiapan akan terselenggaranya acara ini membutuhkan waktu selama 6 hari, Panitia pelaksana dan Parisada Hindu Dharma Indonesia ( PHDI ) yang solid hingga kegiatan ini berjalan lancar, selain itu acara ini turut bermanfaat dalam menambah penghasilan perekonomian pelaku UMKM,” ungkap Putu Darmawan.
“Ada 7 warga yang ikut Ngaben dari Provinsi Lampung dan Sulawesi Tengah sebanyak 7 orang, anggaran yang telah dihabiskan mencapai kurang lebih Rp.550.000.000 dimana anggaran tersebut diperoleh dari pengarep atau keluarga yang mau ngaben,” lanjutnya.
Salah satu keluarga yang ikut pada upacara tersebut mengatakan jika Ngaben ini merupakan hal yang sakral, akan adanya Ngaben Massal dapat meminimkan biaya dalam menyelenggarakan prosesi tersebut.
“Ngaben ini merupakan tanggung jawab pada leluhur kita, atau yang masih hidup memiliki kewajiban untuk mengabenkan almarhum agar mendapat tempat yang baik di sisi Tuhan, serta saling meringankan beban biaya yang besar maka kita ikut dalam Ngaben Massal,” ucapnya.
Wakil Ketua I DPRD Kabupaten Luwu Utara, Karemuddin saat menghadiri acara Ngaben Massal tersebut menerangkan jika Ngaben ialah sarana untuk bersyukur sekaligus adalah kewajiban, karena Ngaben merupakan tugas keluarga yang masih hidup.
“Segenap Pemerintah Desa dan Panitia, Kami selaku Wakil Rakyat sangat berterima kasih segala apa yang di rencanakan dalam kegiatan ini semua berjalan baik dan lancar, Insya Allah Kabupaten Luwu Utara tetap aman, damai dan sejuk,” pungkas Karemuddin. (red)
Komentar