Sambut HUT Luwu Utara Ke-25, Mahasiswa Gelar Aksi Demontrasi

LUWU UTARA, ANGKASA NEWS- Di tengah meriahnya hari jadi Luwu Utara yang di hadiri beberapa para pejabat petinggi Luwu Utara dan juga Pj. Gubernur serta Kapolda Sul-Sel.

GERAKAN MAHASISWA LUWU UTARA (GEMARA) memberikan kado ulang tahun ke pada pemerintah Luwu Utara.

Kado tersebut diberikan dengan melakukan aksi demontrasi, bertempat di depan monumen Masamba Affair kemudian aksi dilanjutkan di depan kantor pemda Luwu Utara.

Sigit selaku jenderal lapangan menuturkan, “Pada saat yang sama masyarakat Luwu Utara menjerit dan menangis, disamping tangisan tersebut pemerintah dalam hal ini bupati Luwu Utara hanya sibuk dengan perayaan-perayaan seremonial yang tidak ada pengaruhnya dalam menyelesaikan persoalan yang di hadapi masyarakat. Ironisnya pemerintah malah berbahagia di atas penderitaan rakyat.”

Ia juga menyampaikan GEMARA sangat kecewa besar terhadap pemerintah kabupaten Luwu Utara, di karenakan pada saat melakukan penyampaian pendapat di depan monumen Masamba Affair, langsung di kelilingi oleh pihak kepolisian dengan persenjataan yang lengkap.

“Se olah-olah kami di lihat seperti kriminal dan pihak kepolisian selalu mencoba menghalangi langkah kami dalam menyampaikan isu tuntutan yang kami bawa.

Bukan hanya sampai di situ, selepas kita melakukan aksi di depan monumen Masamba Affair, kami langsung berangkat ke kantor daerah namun ironisnya lagi-lagi kami malah di perhadapkan dengan pihak kepolisian yang berseragam lengkap dengan tentengan senjata.

Hal ini yang membuat kami kecewa besar terhadap pemerintah Luwu Utara yang selalunya tidak pernah mau menemui massa aksi, ini yang membuat kami resah atas kepemerintahan hari ini.

Mereka malah sibuk membuat agenda-agenda yang hanya membuang-buang anggaran hanya demi menaikkan elektabilitas.”

GEMARA memberikan mosi tidak percaya terhadap pemerintah kabupaten Luwu Utara dan mengancam akan kembali turun melakukan demonstrasi, jika apa yang menjadi tuntutan mereka tak dapat terpenuhi.

“Jika hari ini kami tidak di dengar jangan salah jika esok hari kami akan mengkonsolidasikan seluruh kekuatan dan menggalang massa sebanyak mungkin untuk mendobrak yang menghalangi langkah kami, mosi tidak percaya kepada pemerintah Luwu Utara,” tutup Sigit Nugroho selaku jendlap.

Aksi demontrasi berlangsung pada tanggal 28 April 2024, adapun yang menjadi isu tuntutan :

  1. Mendesak pemerintah Luwu Utara melakukan normalisasi sungai Rongkong dan Baliase serta pembuatan tanggul permanen dan semi permanen untuk masyarakat Malangke,
  2. Meminta pertanggung jawaban pemerintah daerah atas kerugian material masyarakat yang terdampak bencana,
  3. Mendesak pemda untuk melakukan pembangunan jembatan antar desa di Kec. Rampi,
  4. Mendesak pemda mempercepat penyelesaian pembangunan infrastruktur jalan Sabbang-Seko,
  5. Meminta kejelasan terkait pembebasan lahan jalan Lore-Tedeboe.

Komentar