Pakaian Adat Sulawesi Tenggara dari Suku Tolaki, Buton, dan Manu

KENDARI, ANGKASA NEWS– Pakaian adat adalah salah satu dari aspek budaya yang dinilai penting. Pakaian adat memiliki fungsi dan kegunaannya masing-masing, bergantung pada suku dan daerah asalnya. Namun, pada dasarnya, pakaian adat digunakan sebagai representasi masyarakat daerah ketika menjalankan sebuah upacara adat. Selain itu, pakaian adat juga digunakan sebagai penanda status sosial.


Diberitakan detikSulsel, Sulawesi Tenggara dikenal dengan julukan Bumi Anoa. Julukan ini diberikan, karena Sulawesi Tenggara menjadi habitat dari kawanan anoa yang ada di Indonesia. Selain itu, Sulawesi Tenggara juga dikenal dengan pakaian adatnya yang cukup beragam di tiap suku.

Berikut ini penjelasan mengenai pakaian adat Sulawesi Tenggara yang berhasil detikSulsel rangkum melalui berbagai sumber.

Pakaian Adat Sulawesi


1. Pakaian Adat Suku Tolaki
Dilansir melalui buku berjudul Ensiklopedia Seni dan Budaya: Pakaian Nusantara (2016), dahulu, masyarakat dari suku Tolaki menggunakan pakaian dari bahan kulit bernama Kinawo. Pakaian ini menggunakan bahan kulit dari kayu dalisi, wehuka, otipulu, dan usingi. Namun, seiring berkembangnya zaman, pakaian adat suku tolaki pun mengalami perubahan dari segi bahan. Pakaian adat suku Tolaki yang paling populer adalah pakaian adat Babu Nggawi dan Babu Nggawi Langgai. Berikut ini penjelasannya:

a. Babu Nggawi
Pakaian adat Babu Nggawi digunakan oleh mempelai wanita dari suku Tolaki. Atasan untuk pakaian adat ini disebut lipa hinoru, sedangkan bawahannya disebut roo mendaa. Lipa hinoru merupakan atasan baju dengan model bahu yang terputus. Sementara bawahan roo mendaa, merupakan bawahan dengan model rok panjang semata kaki dengan warna yang menyerupai atasannya.

Pakaian adat ini dilengkapi dengan manik-manik berwarna emas, yang pada bagian depannya akan dipadukan dengan motif tradisional dari Tolaki. Motif yang digunakan seperti, pinesowi, pineburu mbaku, dan pinetobo. Aksesoris yang digunakan oleh mempelai wanita ketika menggunakan pakaian adat ini adalah:

Kumenda dan Toe Tole (anting-anting panjang)
Kalung Eno-Eno Sinolo (kalung panjang)
Kalung Eno-Eno Renggi (kaling pendek)
Bolusu (gelang besar)
Pipisu (gelang kecil)
Poto (gelang permata)
Salupi Ngglolopua (ikat pinggang berbentuk seperti kura-kura)
O-Langge (gelang 2 buah).
Untuk hiasan kepala, mempelai wanita menggunakan sanggul atau di Sulawesi Selatan disebut dengan berbagai istilah berikut ini.

Towe ndowe merupakan hiasan sanggul yang panjang terurai.
Towe ndowe menggila merupakan hiasan sanggul yang sejenis dengan sanggul pinang goyang.
Wunga-wunga merupakan hiasan sanggul yang memiliki bentuk seperti bunga kecil yang mengkilat.
Hiasan sanggul yang disebutkan di atas tidak hanya berguna untuk mempercantik penampilan mempelai wanita, namun juga berguna sebagai pengharum alami. Untuk riasannya, ada urutan khus yang harus dipatuhi selama melakukan proses riasan, yaitu mebada (memakai bedak), mesila (menghitamkan kelopak mata), shadou (bayang mata), metipa (alis), mekameamea (lipstik), meandara (membentuk dahi), metiranga (warna kuku dari kapur sirih), nibura (noktah pada dahi kiri).

b. Pakaian Adat Babu Nggawi Langgai
Pakaian adat ini digunakan oleh pengantin pria. Babu Nggawi Langgai terdiri dari atasan berlengan panjang, dengan bagian depan terbuka sedikit. Terdapat hiasan emas pada bagian belahan baju, leher, dan lengan.

Atasan ini disebut dengan babu kandiu. Untuk bawahannya, mempelai pria menggunakan celana panjang yang memiliki belahan di bagian bawahnya. Belahan itu sepanjang 10 sampai 15 cm. Bawahan ini disebut dengan saluaro ala. Berikut ini beberapa perlengkapan lain yang digunakan oleh mempelai pria.

– Sulepe

Sulepe atau disebut juga salupi merupakan ikat pinggang dari logam yang memiliki warna emas. Ikat pinggang ini dihiasi dengan manik-manik.

– Pabele

Pabele merupakan penutup kepala yang memiliki bentuk runcing pada bagian depan. Pabele dilengkapi dengan hiasan dari benang emas serta manik-manik yang dipasang di sekeliling pabele. Biasanya, pabele dibuat menggunakan bahan yang sama dengan pakaiannya.

– Sapu Ndobo Mungai

Sapu ndobo mungai merupakan sapu tangan dengan warna yang cerah atau bisa disesuaikan dengan warna pakaian adat yang digunakan.

– Leko

Leko merupakan keris yang diselipkan pada bagian pinggang. Leko disimbolkan sebagai senjata tradisional Sulawesi Selatan yang digunakan untuk melindungi diri.

2. Pakaian Adat Suku Buton
Pakaian adat dari suku Buton terdiri dari ikat kepala berwarna biru dan sarung. Suku Buton diketahui menggunakan kain-kain biasa pada kegiatan sehari-hari, tidak mengenakan pakaian. Untuk kaum wanita, biasanya menggunakan pakaian kombowa. Pakaian ini terdiri dari atasan berlengan pendek tanpa kancing bermotif kotak-kotak kecil.

Pakaian adat ini dilengkapi dengan perhiasan seperti anting, cincin, dan gelang yang berbahan emas mulia. Suku Buton mempunyai ciri khasnya sendiri, yaitu terletak pada rumbai-rumbai yang ada pada ikat pinggang. Ikat pinggang ini disebut dengan kaboneka tanga.

3. Pakaian Adat Suku Muna
Suku Muna adalah salah satu suku di Sulawesi tenggara dengan jumlah penduduk yang cukup besar. Suku ini tinggal di Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara. Seperti suku-suku lainnya, suku Muna juga memiliki pakaian adatnya sendiri. Pakaian adat dari suku Muna digunakan oleh kaum laki-laki dan kaum perempuan.

a. Pakaian Perempuan
Untuk pakaian perempuan, terdiri dari:

Bhadu (baju atasan)
Bheta (sarung)
Kagogo.
Pakaian yang digunakan cukup bervariasi, ada yang menggunakan lengan panjang maupun lengan pendek. Pakaian ini terbuat dari bahan satin dengan warna merah atau biru. Untuk hiasannya, biasanya menggunakan sebuah gelang kaki baik itu dari emas, ataupun logam.

b. Pakaian Laki-Laki
Untuk pakaian laki-laki, terdiri:

Bhatu (baju atasan)
Bheta (sarung)
Sala (celana)
Songko (kopiah)
Kamputui (ikat kepala).
Pakaian ini digunakan dalam aktivitas sehari-hari. Atasan yang digunakan biasanya berlengan pendek dengan warna putih. Ikat kepala yang digunakan, dibuat dari bahan kain dengan motif batik. Untuk bawahannya, berupa sarung bermotif horizontal dengan warna merah.

Dari penjelasan di atas, bisa disimpulkan bahwa pakaian adat Sulawesi Tenggara tergantung pada suku-suku yang ada. Pakaian adat Sulawesi Tenggara ada yang dari suku Tolaki, Buton, dan Muna. Demikian yang dapat detikSulsel rangkum. Semoga bermanfaat! (int)

Komentar