Oleh: Rustam Rumatiga, (Ketua Umum Himpunan Pelajar Mahasiswa Goran Tubir Tolu-Makassar).
Seperti kita ketahui bahwa tinggal beberapa bulan lagi, tepatnya bulan November 2024. Dimana masyarakat akan kembali berpartisipasi dan diberi kesempatan dalam berdemokrasi, setelah 5 tahun terisolasi pembangunan.
Momentum tersebut merupakan salah satu hal yang sangat krusial, karena masyarakat Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), Provinsi Maluku akan menentukan sosok pemimpin dan arah kebijakan daerah dimasa mendatang.
Namun ada beberapa catatan yang perlu kita ketahui, bahwa ada beberapa kandidat yang tidak layak untuk dipilih menjadi pemimpin, hal itu dapat kita pelajari melalui Track Record mereka yang pernah menduduki jabatan-jabatan publik.
Seperti faktanya yang kita ketahui bahwa kandidat pada Pilkada Seram Bagian Timur 2024 ini, ada yang telah pernah menjabat sebagai Anggota DPR-RI, DPRD SBT, Wakil Bupati SBT. Namun yang menjadi pertanyaan, apakah mereka pernah memperjuangkan kepentingan kita sebagai masyarakat Seram Bagian Timur?
Jika pernah kenapa kita sampai sekarang masih banyak mengeluh tentang jaringan telekomunikasi?, Mengeluh tentang transportasi laut?, Mengeluh tentang pelabuhan kapal laut?, Mengeluh tentang harga Cengkeh, Pala, dan komoditas lainnya?, Bahkan juga pada persoalan pelayanan publik?
Kabupaten SBT merupakan wilayah Kepulauan, maka sangat penting bagi kita sebagai masyarakat untuk memilih pemimpin yang paham betul tentang keseharian dan keresahan masyarakat Seram Bagian Timur.
Mari kita belajar pada setiap musim panen Cengkeh dan Pala, jika musim panen telah tiba harga-harga pada komoditi tersebut turun secara drastis dan Pemerintah Daerah (Pemda) beserta Wakil Rakyat tak pernah menghadirikan sebuah solusi atas persoalan tersebut.
Misalnya, tugas Pemda ialah mencari pasar bagi masyarakat yang seluas-luasnya agar tidak terjadi penumpukan komoditas Cengkeh dan Pala di dalam daerah, yang mengakibatkan terjadinya penurunan harga yang di pengaruhi oleh hukum permintaan dan penawaran para “Tengkulak” yang di sebut “Suplay and Demand”.
Saya menghawatirkan jika ada kiranya Calon yang dipegang oleh Invisible Hand (Tangan tangan tak terlihat), sebagai mana yang yang dijelaskan oleh Adam Smith (Bapak Kapitalime). Sangat memungkinkan ketika ia terpilih nantinya akan lebih memprioritaskan urusan para Investor Kapitalistik ketimbang konsen terhadap urusan pembangunan bagi masyarakat Seram Bagian Timur.
Pesan Saya pada masyarakat Seram Bagian Timur harus cerdas dalam memilih pemimpin dengan melihat Track Record para kandidat, sehingga kedepan terciptanya pemimpin yang mampu senantiasa menghadirkan solusi ditiap keresahan masyarakat.
Komentar