PALOPO, ANGKASA NEWS– Puluhan Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Andi Djemma (UNANDA) Palopo menggelar aksi Unjuk rasa (Unras), mereka menuntut evaluasi kinerja pimpinan kampus, di halaman kampus depan Kantor Rektorat, Selasa (25/3/2025).
Wakil Rektor l dan wakil Rektor ll UNANDA, untuk turun langsung menemui massa dan memberikan penjelasan terkait Kejelasan sistem Sentra Vidya Utama (SEVIMA), dikarenakan sistem tersebut menuai permasalahan, sehingga 50% Mahasiswa Teknik Sipil terbatas untuk melakukan pengaktifan Kartu Rencana Studi (KRS).
Masalah ini dinilai sangat mengganggu pembelajaran berbasis E-learning dan proses administrasi akademik lainnya.
Arham Bijak, salah seorang Mahasiswa Fakultas Teknik, menjelaskan bahwa gangguan server telah menjadi keluhan Mahasiswa semenjak adanya sistem SEVIMA. Menurutnya, server kampus yang digunakan terkait akademik dinilai belum tertib dalam mekanismenya, terutama saat periode pengisian KRS dan pembayaran kuliah.
“Server tersebut memaksakan Mahasiswa Untuk Melakukan Pembayaran 100% untuk bisa Melakukan Pengisian KRS, sedangkan sistem ini belum sempurna dalam menjadi sistem akademik Mahasiswa,” bebernya.
“Kadang sampai satu hari penuh, ketika KRS-an, saya dan teman-teman kesulitan mengambil mata kuliah, bahkan harus menunggu sampai seminggu untuk bisa mengakses ulang,” lanjut Arham.
Dia juga menyebut, masalah yang sama terjadi pada yang digunakan untuk absensi.
Wakil Rektor (WR) II bersama Wakil Rektor lll, hadir menemui massa aksi, mereka mengakui bahwa masalah server telah berlangsung cukup lama dan menjadi perhatian serius bagi pihak kampus.
“Kami terus berupaya memperbaiki sistem. Ada kendala internal yang mempengaruhi kinerja server,” jelas WR II.
Ia juga menambahkan bahwa kampus telah meminta Pimpinan Universitas untuk meningkatkan kapasitas server, guna memenuhi kebutuhan Mahasiswa.
“Kami mengapresiasi aksi adik-adik Mahasiswa sebagai bentuk kepeduliannya, namun, perlu waktu untuk menyelesaikan persoalan-persoalan ini secara menyeluruh,” ungkap WR III.
WR II bersama WR III turut menyatakan bahwa, akan mengindahkan aspirasi Mahasiswa Teknik Sipil atas apa yang menjadi tuntutan mereka.
“Pihak kampus akan melakukan penjadwalan ulang aktivitas akademik untuk mencegah gangguan sistem,” terang WR III.
Meski telah menuai penjelasan dari pimpinan kampus, Mahasiswa tetap meminta Rektor untuk turun langsung hadir dalam memberikan pernyataan resmi mengenai langkah konkret yang akan diambil.
“Kami butuh kepastian, bukan sekadar retorika, masalah ini sudah terlalu lama dibiarkan,” ujar salah satu peserta aksi.
Unras yang berlangsung damai ini diakhiri dengan pernyataan sikap oleh massa aksi, bahwa mereka akan kembali menggelar aksi jika tuntutan mereka tidak segera terpenuhi. (red)
Komentar