Aisyah’TA, Sosok Figur Pemimpin Masa Depan

MAKASSAR, ANGKASA NEWS- Figur perempuan mempuni hampir jarang hadir di ruang politik, dengan background akademisi.

Ruang-ruang politik yang terkadang tabuh terhadap kaum perempuan hampir tidak berlaku di Luwu Utara (Lutra), Sulawesi Selatan (Sul-Sel).

Dimana di Lutra tercipta sejarah terpilihnya figur perempuan pertama sebagai kepala daerah di Sul-Sel, hingga komposisi caleg terpilih hasil Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024 mendudukan perempuan di hampir semua dapil Lutra,
Ini menjadi bukti bahwa perempuan memiliki ruang tersendiri dipanggung politik Lutra.

Aisyah Tiar Arsyad adalah sosok perempuan yang mulai dipertanyakan publik. Kenapa Aisyah? Siapa Aisyah? Sejauh mana mampu menjadi figur perempuan baru penjaga eksistensi dominasi perempuan di ruang politik Lutra?

Perempuan muda dengan akronim AISYAH’TA, adalah seorang putri asli Lutra. Sosok perempuan berlatar belakang akademisi dan politisi dari partai Gerindra, yang juga seorang enterpreneur muda.

Secara individu, Aisyah adalah figur perempuan yang patut diperhitungkan, bahkan mampu disejajarkan dengan Bupati Lutra yang juga seorang perempuan. Keduanya berasal dari ruang akademisi sebagai seorang tenaga pengajar (Dosen).

Dari pendekatan politik, Aisyah juga telah berkecimpung di ruang politik sejak muda, sebagai seorang politisi yang dikader melalui kawa candradimuka partai Gerindra.

Aisyah memiliki segudang ilmu dalam dunia politik. Pengalamannya dengan turun langsung bertarung di gelanggang politik tertinggi bagi para kader legislatif DPR RI di usia muda.

Meski belum berhasil melenggang ke senayan pada Pilleg kemarin namun, Aisyah Tiar telah mempertegas keberadaannya di panggung politik Bumi Lamaranginang (Lutra) dengan menjadi peraih suara terbanyak ke 3 di antara figur caleg lain yang lebih senior khusus di Kabupaten Lutra.

Di usia mudanya, pencapain tersebut adalah modal yang sangat besar bagi Aisyah untuk menatap panggung-panggung politik kedepan.

Toh, perlu diketahui Bupati Lutra saat ini sebelum berhasil masuk ke ruang kebijakan sebagai kepala daerah, awalnya juga tidak berhasil dalam kontestasi Pileg.

Pertanyaanya, sejauh mana perempuan berakronim Aisyah’TA mampu eksis menjaga konsistensinya dalam panggung politik Luwu Utara?

Itu hanya akan bisa dijawab oleh keputusan-keputusan yang akan diambil kedepan oleh perempuan pemilik gelar magister luar negeri tersebut.

Menarik untuk menunggu letupan-letupan langkah politik seorang perempuan yang bisa digambarkan sebagai sosok secara kapasitas, figuritas, jejaring yang mempuni.

Sangat jarang ditemukan sosok perempuan muda yang cerdas hadir di ruang-ruang politik. Apalagi, melihat tingginya trend pemilih pemula di kontestasi politik kedepan. Jangan lupa, figur cawapres terpilih saat ini seorang anak muda. (*)

Penulis: Sakral Wijaya Saputra .S.IP. MTR.AP (Dosen ilmu politik pemerintahan unversitas pancasakti)

Komentar